Jumat, 16 Oktober 2015

Kelainan Kongenital Pada Anak


A.    Pengertian Kongenital
Kongenital atau penyakit bawaan adalah kelainan yang terjadi dan sudah ada sejak lahir yang disebabkan oleh faktor genetik dan nongenetik. Ilmu yang mempelajari kelainan disebut dengan dismorfologi, yaitu kombinasi bidang embriologi, genetika klinik, dan ilmu kesehatan anak.


B.     Etiologi Kelainan Kongenital
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain:
a.    Kelainan genetik dan kromosom
Kelainan genetik pada ibu dan ayah kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan kongenital pada anaknya.
b.    Faktor infeksi
Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital adalah infeksi kehamilan yang terjadi pada trimester pertama kehamilan. Infeksi ini selain dapat menimbulkan kelainan kongenital juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus/aborsi
c.    Kelainan mutasi gen tunggal (single gen mutant)
Kelainan single gene mutant atau disebut juga pola pewarisan Mendel terbagi dalam 4 macam:
1. Autosomal resesif, contohnya albino, defesiensi alfa-1-antripisin thalassemia, fenilketunuria, serta galaktosemia.
2. Autosomal dominan, contohnya anirida, sindrom Marfan, ginjal polikistis, retinoblastoma, korea hutington, hiperlpoproteinema, dan lain-lain.
3.  X-linked ressesive, contohnya diabetus insipidus, buta warna, distrofi muskularis duchene, hemofilia, iktiosis, serta retinitis pigmentosa.
4. X-linked dominant, antara lain rakitis yang resisten terhadap pengobatan vitamin D

C.     Macam-Macam kelainan Kongenital
1.         Kelainan kongenital pada jaringan lunak
a.    Makrogloisa
Lidah yang besar akibat hipertrofi otot lidah. Akibanya lidah yang besar akan mendorong gigi dan tapakan gigi akan terbentuk pada tepi lateral lidah. Makroglosia terjadi karena kekurangan hormon kelenjar tiroid pada ibu. Makroglosia juga dapat terjadi karena kehilangan gigi geligi rahang bawah dalam jumlah yang banyak.
b.    Mikroglosia
Merupakan kebalikan dari Makroglosia, Mikroglosia adalah lidah kecil. Penyebab utamanya yaitu cacat pada saraf hipoglosus yang mempersarafi otot lidah. Tanpa adanya rangsangan, otot lidah menjadi atrofi dan tubuh lidah menjadi mengecil.
c.    Ankiglosia
Merupakan perlekatan sebagian atau seluruh lidah kedasar mulut. Dapat menyebabkan terganggunya pergerakan lidah. Lidah penderita tidak dapat menyentuh palatum keras dalam posisi mulut terbuka.
d.   Sumbing lidah
Terjadi akibat terganggunya perpaduan bagian kanan dan kiri lidah.

2.         Kelainan Kongenital pada jaringan keras
a.    Torus
Merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut yang tidak berbahaya dan disebabkan oleh pembentukan tulang normal yang berlebihan.
b.    Agnasia
Kesalahan pembentukan lengkung mandibula yang berhubungan dengan anomali fungsi luar telinga pada daerah garis tengah yang biasanya ditempati oleh mandibula tengah.
c.    Mikrognasia
Disebabkan oleh kegagalan pusat pertumbuhan di kepala sendi. Cedera pada kepala sendi oleh trauma pada saat lahir atau infeksi pada telinga dapat menyerang pusat pertumbuhan kepala sendi.
d.   Makrognasia
Makrognesia adalah rahang yang besar. Keadaan ini dapat bersifat kongenital dan dapat pula bersifat penyakit serta dapat diperbaiki dengan tindakan bedah
e.    Cleft lip dan cleft palate
Bibir sumbing (cleft lip) adalah kelainan berupa celah pada bibir atas yang didapat sejak lahir. Bila berada pada bagian langit-langit (palatum) maka disebut cleft palate. Ada 3 jenis cleft, yaitu:
Ø Cleft lip tanpa disertai cleft palate
Ø Cleft palate tanpa disertai cleft lip
Ø Cleft lip desertai cleft palate


DAFTAR PUSTAKA

Hidajat Effendi, Sjarif. 2014. Penanganan Bayi dengan Kelainan Kongenital dan Konseling Genetik. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Parapdipta, A. 2009. Karies Botol (Baby Bottle Milk Caries). Medan: USU Press.

Sutisna. 2010. Patologi Kelainan Kongenital Pada Anak. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rabu, 14 Oktober 2015

Penyakit Periodontal

Penyakit  periodontal  adalah  suatu  penyakit  pada  jaringan  pendukung  gigi  yang ditandai dengan adanya inflamasi gingiva, poket periodontal, dan resesi gingival. Plak, akumulasi kalkulus dan bakteri  merupakan  penyebab  utama  terjadinya  penyakit  periodontal,  sedangkan  faktor predisposisinya  yaitu merokok, stres, dan mengkonsumsi alkohol. Merokok dapat menyebabkan kerusakan periodontal. merokok dapat  mempengaruhi  antibodi  dalam  saliva  (IgA)  terhadap bakteri  sehingga  terjadi  gangguan  dalam  menetralisir  bakteri  di  dalam  mulut.  Panas  yang ditimbulkan  dari  pembakaran  rokok  dapat  menyebabkan  gangguan  vaskularisasi dan sekresi saliva. Kandungan yang terdapat di dalam rokok mengandung toksik yang berbahaya  yang mengganggu  kesehatan. 


Jaringan  periodontal  adalah  suatu  jaringan yang  mengelilingi  dan  mendukung  gigi.  Struktur 

jaringan  periodontal  terdiri  dari  gingiva,  ligamen periodontal, tulang alveolar dan sementum. Gingiva  adalah bagian mukosa rongga mulut yang menutupi  tulang  alveolar  dan  berfungsi melindungi  jaringan di  bawahnya.  Gingiva  normal  memiliki  warna merah  muda,  konsistensi yang  kenyal  dan  tekstur stippling  atau  seperti  kulit  jeruk.  Ligamen periodontal  adalah  jaringan konektif  yang mengelilingi  gigi  dan  mengikatnya  ke  tulang. Ligamen  periodontal  berfungsi melindungi pembuluh darah dan saraf, perlekatan gigi terhadap tulang  dan  pertahanan  benturan keras  akibat tekanan  oklusal.  Tulang  alveolar  adalah  jaringan keras  yang  tersusun  dari  lapisan-lapisan  tulang yang berfungsi sebagai penyangga gigi. Sementum adalah bagian yang menyelimuti akar gigi, bersifat keras,  tidak  memiliki  pembuluh  darah  dan berfungsi sebagai perlekatan ligamen periodontal.  Gingivitis  dan  periodontitis  merupakan penyakit  periodontal  yang  sering  ditemui. Gambaran  klinis  dari  gingivitis  atau  inflamasi gingiva  yaitu  gingiva  berwarna  merah  sampai kebiruan dengan pembesaran kontur gingiva karena edema dan mudah berdarah jika diberikan stimulasi seperti saat makan dan menyikat gigi. Periodontitis adalah suatu infeksi campuran dari mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan peradangan jaringan pendukung gigi, biasanya menyebabkan kehilangan tulang dan ligamen periodontal. Plak  dan  akumulasi  kalkulus serta  bakteri merupakan  penyebab  utama  terjadinya  penyakit periodontal.  Faktor  predisposisi  penyakit periodontal  yaitu  merokok,  sering  mengkonsumsi alkohol,  dan  stres.    Penelitian  sebelumnya menyatakan  bahwa  peradangan  pada  peridodontal akan  semakin  parah  jika  kondisi  oral  hygiene buruk,  dan  mempunyai  riwayat  penyakit  sistemik seperti diabetes mellitus.  Kebiasaan  merokok  menyebabkan perubahan  vaskularisasi  dan  sekresi  saliva  akibat panas yang dihasilkan oleh asap rokok. Perubahan vaskularisasi akibat merokok menyebabkan dilatasi pembuluh  darah  kapiler  dan  infiltrasi  agen-agen inflamasi  sehingga  dapat  terjadi  pembesaran  pada gingiva.  Kondisi  ini  diikuti  dengan  bertambahnya jumlah limfosit dan makrofag. Tar yang terkandung dalam  rokok  dapat  mengendap  pada  gigi  dan menyebabkan  permukaan  gigi  menjadi  kasar,sehingga  mudah  dilekati  plak  dan  bakteri. 



Tuilet

‘Diary Edward Culun’ Have you ever watched Twilight? Or have you read the novel? What if the Twilight storyline full of romance and horro...